Oleh: Hanifah Tiara Hakim
Merupakan sebuah takdir bahwa manusia adalah makhluk sosial yang akan terus menerus
melakukan interaksi dengan sesamanya. Melalui interaksi, manusia dapat mengendalikan
perilaku orang lain dengan mengeluarkan suatu pernyataan untuk mendapatkan kesan yang
diinginkan 1. Kesan dapat diciptakan dengan berkomunikasi. Selain itu, kesan juga dapat
diciptakan melalui suatu simbol, salah satu bentuk simbol disini adalah cara berpakaian atau
biasa dikenal dengan fashion style.
Terdapat berbagai macam jenis fashion style yang ada di kampus UNJ. Didukung dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta keberagaman jenis mahasiswanya yang
dipengaruhi oleh budaya fakultas hingga jurusan. Melalui fashion atau cara berpakaian,
seseorang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Fashion juga dapat menutupi jati diri seseorang dan menciptakan jati diri baru yang diinginkan
sehingga muncul labeling dari orang lain. Singkatnya, fashion adalah alat berdramaturgi.
“All the world’s a stage and all the men and women merely players”
Shakespeare (Karp dan Yoeis, 1979:76)
Gagasan tadi menjadi suatu inspirasi bagi salah satu sosiolog yang bernama Erving Goffman
dalam menciptakan prinsip atau teori dramaturgi miliknya. Dramaturgi dibahas dalam karyanya
yang berjudul “Presentation of Self in Everyday Life” 2 . Apa itu dramaturgi? Dramaturgi adalah
suatu teori yang mengemukakan bahwa drama dan teater memiliki kesamaan makna dengan
interaksi sosial dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Pembahasan pengamatan dalam kampus ini akan membahas mengenai fashion style di UNJ yang
menjadi alat dramaturgi bagi mahasiswa dalam berinteraksi. Dari hasil pengamatan dengan studi
kasus tadi terlihat beberapa jenis mahasiswa di UNJ, yakni mahasiswa agamis (khususnya
islam), mahasiswa atletis, mahasiswa akademis, mahasiswa gaul dan tongkrongan, dan
mahasiswa kostan & umum 3 .
1 George Ritzer Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, hlm. 234
2 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, hlm. 43
3 Hasil pengamatan dalam kampus UNJ-2017
Mahasiswa agamis (khususnya disini beragama islam) umumnya menggunakan pakaian panjang
tertutup dan longgar, ini merepresentasikan ajaran agama yang dianutnya dan menciptakan kesan
religius yang amat kuat. Selanjutnya mahasiswa atletis, merupakan representasi dari mahasiswa
fakultas ilmu olahraga yang berkepala botak (laki-lakinya) dan berpakaian biasa namun dengan
tubuh yang kekar memunculkan persepsi seseorang dengan kekuatan yang besar dan sikap yang
tegas sesuai dengan budaya fakultasnya.
Berbeda dengan yang tadi, mahasiswa akademis biasanya berpakaian simpel namun terkesan
elegan dan cerdas, ini dapat menutupi isi kepala sesungguhnya. Lalu mahasiswa gaul dan
mahasiswa tongkrongan, biasanya menggunakan pakaian juga tata rambut yang memunculkan
kesan nyentrik, ingin terlihat keren, bebas, dan fashionable, beberapa dari mereka terkadang
menabrakkan pattern pada pakaiannya untuk menciptakan kesan stylish. Ini biasanya terlihat
pada mahasiswa seni, sastra, sosial, dan tata busana. Yang terakhir adalah mahasiswa kostan dan
mahasiswa umum, mahasiswa ini biasanya menggunakan setelan pakaian yang matching (untuk
warna) di hari-hari awal perkuliahan, memunculkan kesan mahasiswa biasa pada umumnya,
namun di akhir-akhir hari perkuliahan biasanya menggunakan style pakaian yang “masih bersih
dan tersisa di lemari” walaupun terkadang terkesan “tidak nyambung” dalam memadu
padankannya.
Dari hasil pengamatan tadi, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya fashion benar-benar dapat
digunakan untuk menciptakan suatu kesan baru terhadap orang lain dan dapat melindungi
identitas atau sikap asli dari seseorang. Fashion dapat menjadi suatu usaha untuk mempengaruhi
kesan orang lain serta memanipulasi kenyataan. Semua orang (khususnya mahasiswa, dalam
konteks penelitian ini) bisa menggunakan fashion sebagai alat drama dan mengelabui penonton
(sosial) dengan saling berinteraksi di front stage lingkungan sosial.
Daftar Rujukan
Ritzer, George. (2008). Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir
Teori Sosial Postmodern). Bantul: KREASI WACANA.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Biodata penulis*
Hanifah Tiara Hakim adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi UNJ Angkatan 2015. Lahir
di Tangerang pada tanggal 18 Oktober 1997. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bertempat
tinggal di Kota Tangerang. Pada tahun 2013-2015 menempuh jenjang pendidikan menengah atas di
SMAN 2 Tangerang. Pernah menjadi anggota OSIS SMAN 2 Tangerang sebagai Sekretaris periode 2013-
2014 dan 2014-2015, anggota Marching Band Gita Satya Brasta Doeta Section Bells and Percussion, dan
salah satu pendiri Japanese Club Doeta di SMAN 2 Tangerang. Merupakan anggota Pusat Studi
Mahasiswa (PUSDIMA) Fakultas Ilmu Sosial UNJ dan anggota Departemen PSDM Badan Eksekutif
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi Periode 2016-2017. Pernah melakukan penelitian mengenai
Dampak Pentas Seni D’SPARTED terhadap Eksistensi SMAN 2 Tangerang (2015), penelitian bersama
PUSDIMA mengenai Perkembangan Pengrajin Keramik di Desa Anjun-Purwakarta (2016), Penelitian
mengenai Mall sebagai Pembentukan Lifestyle Masyarakat Kota Bogor Studi Kasus : Mall Botani Square
dan Bogor Trade Mall (2016), dan pernah menjadi editor buku Dinamika Masyarakat Kota Bogor dari
Pola Konsumsi Hingga Budaya bersama dosen Sosiologi UNJ Rakhmat Hidayat dan Ahmad Tarmiji.
Kontak: Hanifahtiara97@gmail.com
Komentar
Posting Komentar